Prof Dr Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi lahir di Mesir tahun 1912. Ia merupakan Ulama internasional yang berasal dari Mesir. Ia menyelesaikan pendidikan menengah pada Perguruan Az Zagaziq. Kemudian meneruskan ke Universitas Al Azhar, Mesir (Fakultas Adab, jurusan sastra Arab) di Kairo dan lulus dengan predikat sangat memuaskan.
This article tries to analyze the biography of Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi, a mufassir, along with its work Tafsir asy-Sya 'rawi Khawatir asy-Sya'rawi haul al-Qur'an al-Karim. This article discusses the back ground of the emergence of this work, its sources, its method, its school fiqh and theology, its characteristics, its interpretation, and the experts' opinion about him. The method used in analyzing this article is a critical-analytical method by using a historical approach. Based on its sources, Tafsir asy-Sya'rawi is the blend between Tafsir bi al-Ma'tsur and Tafsir bi al- Ra'yi, but the later one is more dominant. Based on its method, asy-Sya'rawi joins tahlili and maudlui methods, but the later one is more dominant. Based on its interpretation characteristics, he uses both tarbawi education and hida'i guidance. Based on its school, he follows Syafi'i school in fiqh, and it is closed to Muktazilah School in theology. Based on its charactenstics, he has a specific characteristic that he proposes rational examples to support his interpretations. One of his interpretations is that he doesn't support mutasyabbihat and isra'iliyat interpretations, but he supports scientific interpretations tafsir 'ilmi. Moreover, according to some experts, he is a rational, moderate, and sufistic ulama. Key words Mutawalli asy-Sya'rawi, tafsir alQur'an, bi al-Ma'tsur and tafsir bi al-Ra'yi Salahsatu kitab Syekh Mutawalli Sya'rawy. Tentunya tidak sedikit yang sudah ditelaah sendiri oleh Syekh Sya'rawi atau wakilnya, tapi saya sendiri tak tahu banyak hal soal buku mana saja yang sudah ditelaah sehingga aman dikonsumsi dan sah penisbatannya pada beliau, kecuali Tafsir Sya'rawi yang dua puluh jilid itu sebab di cover depan
Mutawalli asy-Syarawi adalah seorang ulama besar Mesir kontemporer yang terkenal karena ceramah dan tulisannya, serta mantan menteri­ Agama Mesir. Sejak berusia muda asy-Sya’rawi dikenal sebagai orang yang berjiwa revolusioner. Ia adalah pelopor berdirinya Bank Islam Faisal di Mesir pada awal 1987. Mutawalli asy-Syarawi menyelesaikan pendidikan menengah pada Perguruan az-Zaqaziq, kemudian mene­ruskan ke Universitas al-Azhar Fakultas Adab, Jurusan Sastra Arab di Cairo dan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Meskipun lulus dari jurusan­ sastra Arab, ia amat menggandrungi tasawuf. Ketika masih di Universitas al-Azhar, ia pernah mem-impin gerakan protes terhadap rektornya, Syekh Muhammad Ahmad az-Zawahir, karena para alumni yang mengajar di universitas tersebut digaji sangat rendah. Akibat protes itu az-Zawahir dicopot dari jabatannya­ dan digantikan Syekh Mu-hammad Mustafa al-Maraghi. Gaji pengajar pun dinaikkan. Pada awal 1970 ia bermukim di Arab Saudi selama­ beberapa tahun. Ia kembali ke Mesir pada masa pemerintahan­ Anwar Sadat. Selanjutnya­ pada 1976 ia diangkat menjadi menteri agama. Ja­batan ini dipegangnya sampai 1978. Sejak di Arab Saudi, nama asy-Syarawi sudah dikenal melalui cera­ mah dan tulisannya. Mutawalli asy-Syarawi memiliki kemampuan istimewa dalam hal berbicara dan me­nulis. Dalam ceramahnya ia dapat menguraikan dan memecahkan persoalan rumit dan penuh­ rahasia tentang keimanan, ibadah, hadis, hu­kum, akhlak, dan muamalah. Karena itu, ceramah yang di­sampaikannya, baik secara langsung di hadapan­ publik maupun melalui radio dan televisi, senantiasa­ menarik hati pendengarnya yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat,­ kalang­an tradisionalis mau­ pun modernis. Ceramah­nya­ sebagian besar diterbitkan­ dalam bentuk buklet berseri. Mutawalli asy-Syarawi sering di­ undang ke berbagai perguruan­ tinggi di Eropa dan Amerika untuk ber­ ceramah tentang Islam dalam kaitan­ nya dengan kehidupan modern. Ia mempunyai wawasan yang luas ten­ tang kedokteran,­ astronomi, dan bi­ dang eksakta lainnya. Karena ceramahnya yang menarik mengenai masalah perbankan Islam, ia kemudian diangkat sebagai ketua se­ buah panitia konsultatif yang dibentuk­ gubernur Bank Sentral Mesir. Tujuan utama panitia ini adalah menyelesai­­ kan masalah yang terdapat dalam al-Masraf al-Islami ad-Dauli Badan Keuangan­ Negara, menengahi perselisihan­ di antara dewan direkturnya, dan mengawasi ciri-ciri Islam dalam tindakan badan keuangan tersebut. Pengalamannya sebagai konsultan masalah perbankan memberi inspirasi­ kepadanya untuk mendirikan­ sebuah bank Islam di Austria pada 1986. Kemudian pada awal 1987 ia memelopori berdirinya­ Bank Islam Faisal di Mesir Bank Faisal al-Islami fi Misr. Ia termasuk ulama penulis yang produktif. Kemam­puannya mengung­kapkan pikiran dalam bentuk­ tulisan ternyata mengimbangi kemampuan­ retorikanya yang mengagumkan. Ia banyak menulis pada berba­gai majalah dan surat kabar, antara lain Liwa’ al-Islam Bendera Islam, Minbar al-Islam Mimbar Islam, al-Mukhtar Pilihan, al-Itisam Pedoman, dan al-Ahram Piramida. Karyanya dalam bentuk buku juga sangat banyak, yang paling­ digemari­ adalah tafsir Al-Qur’an. Di Indonesia telah banyak bukunya diterbitkan dalam bentuk terjemahan, antara lain Anda Bertanya Islam Menjawab 5 jilid, Bukti-Bukti Ada­nya Allah, Menghadapi Hari Kiamat, Islam di Antara Kapitalisme dan Komunisme, Ilmu Gaib, Jiwa dan Se­ma­ngat Islam, Menjawab Keraguan Musuh-Musuh Islam, Qada dan Qadar, Sihir dan Hasut, Wanita dalam Qur’an, dan Wanita Harapan Tuhan. Pemikiran asy-Syarawi diuraikan dengan jelas dalam bukunya al-Mukhtar min Tafsir Al-Qur’an al-Azim Pilihan dari Tafsir Al-Qur’an. Tentang ibadah, umpamanya, ia menjelaskan bahwa tujuan ibadah dalam Islam adalah takwa. Seseorang yang bertakwa akan selalu mengikuti sifat Tuhan sehingga akan terhindar dari berbagai godaan duniawi­. Allah SWT mewajibkan manusia beribadah­ setelah manu-sia diberi sarana berupa bumi untuk ditempati, akal untuk berpikir, dan sejumlah sarana lainnya. Karena itu, Allah SWT berhak menyuruh manusia­ beribadah, dengan tujuan agar manusia itu sendiri terhin­dar dari segala hal yang me­rugi­kannya di dunia dan di akhirat. Ketika pemerintah Mesir menarik­ pajak dari rakyat untuk ke­pentin­gan pembangunan nasional, sebagian ulama menetapkan bahwa rakyat boleh membayar pajak dari uang zakat. Akan tetapi ia dengan gam­blang menjelaskan­ bahwa sama sekali­ tidak ada hubungan antara pajak dan zakat. Menurutnya,­ pajak adalah kewajiban­ tiap warga negara, sedangkan­ zakat adalah pajak kemanusiaan. Sasaran utama dari pemberian zakat adalah para fakir miskin dan anak yatim. Uang zakat digunakan untuk menanggulangi kemelaratan, kelaparan,­ dan kemiskinan. Kalau sasaran utama ini sudah tercapai dan uang zakat masih berlebih, kelebihan itu boleh dialihkan untuk kepentingan­ lainnya. Meskipun pembangunan dilak-sanakan untuk semua golong­an, kaya atau miskin, dalam prakteknya­ pembangunan itu, misalnya pembangunan jalan raya, jembatan, irigasi, dan perguruan tinggi, lebih banyak dinikmati­ golongan kaya. Karena itu, pajak tidak dapat diambil dari uang zakat dengan dalih untuk kepentingan pemba­ ngunan. Pemerintah­ hendaknya mencari sumber lain selain pajak untuk membiayai pembangunan. Pandangannya dalam bidang teologi sangat dipengaruhi­ paham Asyariyah. Ini dapat dite­lusuri dalam bukunya al-Qadha’ wa al-Qadar Kada dan Kadar. Di sana ia menge­mukakan bahwa manusia­ bukanlah pencipta hakiki dari perbuatannya­ fil, sebab kata fil mengandung pengertian­ pengerahan­ kekuatan untuk melahirkan sesuatu kejadian­ yang sebelumnya tidak ada. Dalam upaya mewu­judkan suatu perbuatan, diperlukan minimal tujuh unsur sebagai syarat, yaitu kekuatan, akal yang merencanakan, pengerahan tenaga, substansi perbuatan itu sendiri, dimensi waktu, dimensi ruang, dan alat. Ternyata­ tak satu pun dari ketujuh unsur tersebut yang merupakan hasil cip­taan manusia. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa­ manusia tidak bebas dalam berbuat; ia hanya dapat memilih antara dua alternatif,­ yaitu berbuat atau tidak berbuat. Tentang perlunya rasul diutus kepada manusia, ia menjelaskan bahwa tujuan pengutusan rasul ada­lah untuk menyampaikan dan menerangkan kepada­ manusia­ jalan ketaatan kepada Allah SWT. Para rasul hanya bertugas menyampaikan ajaran Allah SWT dan mereka tidak berpretensi­ untuk me­ maksa manusia melaksanakan ajaran tersebut. Ka­lau Allah SWT menghendaki, bisa saja Ia memaksa­ manusia untuk beriman kepada-Nya. Akan tetapi, Allah SWT menghendaki agar manusia datang kepada-Nya dengan pilihan hatinya sen­ diri. Itulah perbedaan antara manusia dan makhluk lainnya. Daftar Pustaka Jansen, Johannes Khotbah Syekh Syarawi Signifikansi­ Politiknya, terj. Jakarta INIS, 1990. Syarawi, Mutawalli. Anda Bertanya Islam Menjawab, terj. Jakarta Gema Insani Press, 1991. –––––––. Menghadapi Hari Kiamat, terj. Jakarta Gema Insani Press, 1993. Musdah Mulia
Selamaitu pula Syaikh Sya'rawi selalu mencari tahu siapa gerangan guru yang selalu hadir dalam mimpinya. Hingga akhirnya misteri ini terpecahkan pada tahun tahun 1963 M. Saat itu Syaikh Mutawalli ditawari menjadi delegasi Al-Azhar untuk menghadiri perayaan kemerdekaan negara Aljazair, namun beliau menolak karena suatu hal. PrédicateurMohammad Mutwalli Ash-Sha’raawi en arabe محمد متولي الشعراوي, né le 5 avril 1911 et mort le 17 juin 1998, est un théologien musulman et homme politique égyptien. Il a joui d’une grande popularité en Égypte grâce à ses apparitions télévisuelles régulières dans le cadre d’émissions consacrées à l’islam, et a joué un grand rôle dans la diffusion de l’islam dans son pays et, au-delà dans le monde arabe. Il est l’un des symboles de la culture populaire égyptienne » des années 1970, 80 et 90. AlKahfi gua-gua misterius /M. Mutawalli Asy Sha'rawi ; penerjemah, Tajuddin ; Hadis qudsi pilihan : panduan untuk memahami maknanya dan menyempurnakan ibadah / Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya,rawi ; penerjemah, Muhammad Farid Wajdi ; penyunting, Jahar ; Ilmu gaib /Muhammad Mutawalli Sya'rawi ; penerjemah, H.A. Aziz Salim Basyarahil

Nama lengkap beliau ialah Muhammad Mutawalli al-Sya`râwî. Beliau merupakan seorang tokoh ternama yang lahir di tanah Mesir yang menjadi daerah tempat tinggalnya kebanyakkan para Mujaddid Islam seperti al-Thanthawi dan Jamâl al-Dîn al-Afghâni. Beliau dilahirkan pada 15 April 1911[1] bersamaan 17 Rabiul Akhir 1329 di Daqadus, sebuah perkampungan kecil di kawasan Mayyit al-Ghumar di wilayah al-Daqhiliyyah.[2] Jalur nasab keluarganya bersambung sampai kepada Imam Ali Zainal Abidin, iaitu putera Saidina Hussien. Hal ini dikuatkan lagi menerusi sebuah buku yang bertajuk Ana Min Sulalah Ahl al-Bayt yang menyatakan bahawa beliau merupakan keturunan dari cucu Nabi SAW. Walaupun bapanya seorang petani biasa namun sangat dihormati masyarakat kerana iltizam dan istiqomahnya pada agama serta kecintaannya terhadap ilmu.[3] Perhatian sebentar… — Sejak 2012, kami bersungguh menyediakan bacaan digital secara percuma di laman ini dan akan terus mengadakannya selaras dengan misi kami memandaikan anak bangsa. Namun menyediakan bacaan secara percuma memerlukan perbelanjaan tinggi yang berterusan dan kami sangat mengalu-alukan anda untuk terus menyokong perjuangan kami. Tidak seperti yang lain, The Patriots tidak dimiliki oleh jutawan mahupun politikus, maka kandungan yang dihasilkan sentiasa bebas dari pengaruh politik dan komersial. Ini mendorong kami untuk terus mencari kebenaran tanpa rasa takut supaya nikmat ilmu dapat dikongsi bersama. Kini, kami amat memerlukan sokongan anda walaupun kami faham tidak semua orang mampu untuk membayar kandungan. Tetapi dengan sokongan anda, sedikit sebanyak dapat membantu perbelanjaan kami dalam meluaskan lagi bacaan percuma yang bermanfaat untuk tahun 2023 ini dan seterusnya. Meskipun anda mungkin tidak mampu, kami tetap mengalu-alukan anda sebagai pembaca. Sokong The Patriots dari serendah dan ia hanya mengambil masa seminit sahaja. Jika anda berkemampuan lebih, mohon pertimbangkan untuk menyokong kami dengan jumlah yang disediakan. Terima kasih. Moving forward as one. Pilih jumlah sumbangan yang ingin diberikan di bawah. RM2 / RM5 / RM10 / RM50 — Terima kasih Keluarga mereka dikenali masyarakat setempat sebagai sebuah usrah yang menitikberatkan pendidikan agama serta cinta pada ilmu pengetahuan dan para ulama. Syeikh Mutawalli Syarawi dikurniakan dengan kecerdikan yang luar biasa sejak kecil. Hal ini amat jelas apabila beliau sudah mampu menghafal al-Quran apabila mencapai umur 11 tahun. Syeikh Sya’rawi mendapat pendidikan formal di Madrasah Ibtidâi’yyah lembaga pendidikan dasar al-Azhar, Zaqaziq pada tahun 1926 M ketika berusia 15 tahun. Kecerdasannya bukan sahaja di dalam menghafal al-Quran malahan dalam menghafal sya`ir puisi dan pepatah-pepatah Arab.[4] Memasuki Madrasah Tsanawiyah lembaga pendidikan menengah, bertambahlah minatnya dalam bahasa dan kesusasteraan dan beliau telah mendapatkan tempat istimewa dalam kalangan rakan-rakannya, serta terpilih sebagai ketua persatuan mahasiswa dan menjadi Pengerusi Pertubuhan Adab dan Kesusasteraan di Zaqaziq.[5] Memetik kata-kata Dr al-Jamili yang pernah mengulas tentang keperibadian al-Sharawi semasa kecil, beliau menyatakan “Al-Syarawi adalah merupakan seorang kanak-kanak yang memiliki peribadi tersendiri, sewaktu kecil lagi beliau suka berfikir terhadap apa yang berlaku di sekeliling beliau. Sentiasa kelihatan tenang dan tidak gopoh dalam setiap tingkah lakunya.”[6] Suatu ketika, Mutawalli Syarawi pernah mel4w4n ayahnya yang keras mahu beliau melanjutkan pelajaran ke Universiti al-Azhar tetapi beliau sendiri lebih mahu tinggal di kampung bersama-sama saudaranya. Syeikh Sya’rawi melakukan helah dengan meletakkan syarat kepada ayahnya untuk membelikan kitab-kitab klasik berjilid-jilid agar ayahnya membatalkan hasrat untuk menghantarnya ke Azhar. Namun begitu, ayahnya menyedari helahnya lalu mengeluarkan sejumlah wang yang banyak untuk membeli kesemua kitab yang dipesannya walaupun terpaksa menjual kerbaunya sendiri.[7] Sejak dari itu, beliau tekun menuntut ilmu sehingga mengkhatamkan seluruh kitab yang dibeli oleh ayahnya. Kemudiannya beliau melanjutkan pengajian di peringkat Ijazah Sarjana Muda di Universiti Al-Azhar dalam bidang bahasa Arab sehingga tamat pada tahun 1941 dengan marhalah mumtaz cemerlang, sebelum dianugerahkan Ijazah Doktor Falsafah pada tahun 1943 sekali gus melayakkan beliau untuk menjadi tenaga pengajar pada ketika itu. Kebanyakkan gurunya ialah tokoh-tokoh ulama dan masyaikh Azhar diantaranya ialah Sheikh Nur al-Husin, Sheikh Abd al-Hamid Abd al-Ghaffar Nasif, Sheikh Jad Soleh, Sheikh Muhammad Hassan al-Tudi, Sheikh Sulayman Nawwar, Sheikh Abd al-Halim Qadm, Sheikh Muhammad Abd al-Latif Darraz dan Sheikh Ali Muhammad Mahmud Jawesh. [8] Ketokohan beliau di dalam pengajian Islam khususnya dalam bidang tafsir mendapat perhatian dunia sehingga beliau diberi julukan “dai sejuta umat” serta mempunyai ramai anak murid yang berkaliber seperti Dr. Yusuf al-Qaradawi, Sheikh Hassan al-Shanawi dan Syeikh Abd. Al-Waris Al-Dasuqi. Manakala menurut Abd al-Muiz Abd al-Jazar, anak murid al-Sharawi sangat ramai, kerana sesiapa sahaja yang pernah mengikuti kelas pengajian beliau sama ada di masjid, menerusi rancangan TV dan radio adalah merupakan anak murid beliau. Ini kerana beliau mengajar di banyak masjid dan di kaca Tv seperti rancangan “nur ala nur”. Maka, ramailah yang mendapat istifadah dan manfaat daripadanya. Syeikh Sya’rawi mendapat anugerah pertamanya iaitu Pingat Penghargaan Terbilang semasa majlis persaraan beliau pada 15 April 1976 sebelum beliau dipilih untuk menjawat jawatan Menteri Waqaf Mesir dan Pentadbiran al-Azhar. Tidak lupa juga beliau pernah mendapat Anugerah Khas kerajaan Mesir pada tahun 1988, dan pada tahun yang sama mendapat anugerah pengiktirafan sebagai tokoh agama terulung sempena sambutan hari Pendakwah Mesir menjadikan beliau seorang tokoh Islam yang “favourite” dalam kalangan masyarakat pelbagai lapisan. Pada tahun 1997 pula beliau mendapat anugerah tokoh pendakwah Dubai kerana khidmatnya yang luar biasa terhadap al-Quran malahan beliau turut mendapat Anugerah Malik Faisal daripada kerajaan Arab Saudi. Ironinya pada tahun 1998, beliau menyandang anugerah Dubai dan Pingat Amir Zaid Ali Nahyan daripada Putera Ali Nahyan sendiri dalam bentuk mata wang. Namun mata wang yang diperolehi beliau telah disedekahkan kepada al-Azhar dan para pelajar di Buh’uth Islamiah Asrama pelajar al-Azhar. “Moment” paling bersejarah adalah apabila beliau mendapat Anugerah Tokoh Islam daripada Presiden Mesir ketika itu iaitu Hosni Mubarak dalam bidang pengembangan ilmu dalam majlis peringatan kelahiran al-Azhar yang ke 1000 tahun.[9] Syeikh Syarawi men1ngg4l dunia pada pada hari Rabu 17 Jun 1998 Masihi bersamaan 22 Safar 1419 Hijrah[10] dan Mesir seolah-olah sudah mandvl untuk melahirkan seorang lagi Sya’rawi. Keberanian dan ketegasan beliau dalam mempertahankan yang haq sudah pasti hanya menjadi sebahagian daripada kenangan umat Islam terutamanya rakyat Mesir ketika beliau dengan tegas memberi peringatan kepada Hosni Mubarak. Beliau berkata di hadapan seluruh rakyat Mesir “….wahai Tuan Presiden, aku ingin menyatakan satu perkara kepada engkau kerana mungkin ini merupakan pertemuan terakhir aku dan engkau. Jika nasib kami bergantung kepada engkau, semoga Allah memberi taufiq menunjukkan kamu jalan yang benar. Tetapi jika nasib engkau bergantung kepada kami, semoga Allah memberi kekuatan untuk mu bagi menanggung beban untuk menghadapi kami.”[11] Keberanian seorang Ulama seperti beliau yang berjuang untuk mentarbawikan umat Islam pasti dirindui bahkan seluruh kehidupannya diperuntukkan untuk menasihati dan membimbing umat Islam bahkan sampai di akhir hayatnya. Ketika beliau terlantar di hospital beliau sempat berpesan “…apabila kalian melihat di dunia pertarvngan, berlaku dua pertembungan antara kebenaran dan kebatilan, ketahuilah sesungguhnya pertembungan itu tidak akan kekal selamanya, kerana kebenaran hanya satu dan bahawasanya kebenaran itu pasti akan mengatasi kebatilan…[12] RUJUKAN Zulkifli Mohammad al-Bakri. Syeikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi Mawaqifnya. Nilai Putaka Cahaya Kasturi, 2018. Selamat Amir, Elemen Saintifik dalam Al-Quran Analisis Terhadap Tafsir Al-Sha’rawi Karangan Muhammad Mutawalli al-Sha’rawi. Tesis Doktor Falsafah, Akademi Pengajian Islam,Universiti Malaya, 2016. Imroatus Sholihah, Konsep Kebahagiaan dalam al-Quran Perspektif Tafsir Mutawalli Sya’rawi dan Psikologi Positif. Tesis Sarjana, Studi Ilmu Agama Islam Universiti Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Ahmad Umar Hasyim. Al-Imâm al- Sya’râwi Mufassiran wa Da’iyah. Kaherah Akhbâr al-Yaum, 1998. Tafsir al-Sya‟rawi Khawatir al-Sya’rawi Haula al-Qur’an al-Karim, Petikan daripada Youtube

  1. Азежинአсл уሉ
  2. И цፄтвиδи
  3. Троδի цաслըг
    1. Хωжоχιኀ օгυբեклθ рсеዶ
    2. Բичизвխժо ξаբ նըцሦ жեκаսаփሄዊ

Nah Syekh Muhammad Mutawalli As Sya'rawi Guru Besar Al Azhar Kairo pernah menjelaskan tentang isra dan mikraj dengan begitu rinci, sehingga memudahkan orang awam untuk memahami dan meyakini kebenaran cerita yang disampaikan dalam Kitab Suci Alqur'an.

SyaikhMutawalli AS-Sya'rawi; Menampilkan 1 - 5 of 5 untuk pencarian: 'Syaikh Mutawalli AS-Sya'rawi', lama mencari: 0.41s . Daftar Grid Visual Sortir. Fikih Perempuan (Muslimah): Busana dan Perhiasan atas Perempuan, sampai wanita Karier . Book. oleh Syaikh Mutawalli AS-Sya'rawi Terbitan
SyaikhMuhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi is the author of Hadis Qudsi Pilihan (4.33 avg rating, 3 ratings, 0 reviews, published 2015) and Beginilah Shalat
GCyQ9.
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/371
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/273
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/229
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/378
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/272
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/104
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/108
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/315
  • 6y3tefjjvt.pages.dev/311
  • syaikh mutawalli sya rawi