Peribahasamengatakan "karena mulut badan binasa" ini berarti mendapat musibah akibat perkataannya sendiri. Perkataan yang sembrono dan tak dipikirkan segala akibatnya menuai masalah baru. Menjaga mulut atau memelihara mulut adalah tindakan bijak. Demi kebaikan diri sendiri dan orang lain. Bagaimana dengan mulut Anda?
Pengkhotbah 5 - Kata pepatah _"Karena mulut badan binasa."_ Ini mau mengungkapkan bahwa banyak orang binasa akibat ucapan mulutnya. Mulut yang suka meleter, menyebarkan hoax, suka berdusta, memfitnah, menyakiti sesama, dll, akan menerima akibatnya. Akan dihukum sesuai hukum positif maupun hukuman sosial, moral ataupun secara fisik dianiaya oleh mereka yang merasa dirugikan oleh mulutnya. Kumpulan Doa Kristen Istimewa/Internet/HO Dalam perspektif orang beriman, mulut yang tidak digunakan dengan baik dan benar, berakibat dosa. Dan, dosa tentu akan membawa mereka dihukum baik di bumi maupun dalam kekekalan. Sebab, sekali mulut meleter, mengucapkan kata-kata jahat, maka menjadi jahatlah dia. Hal ini tidak bisa dijadikan alasan membela diri kepada Tuhan dengan alasan khilaf. Sebab, manusia telah Tuhan karuniakan, akal, pikiran, ratio, bahkan terutama hati yang bertumpuh pada iman kepada Kristus. Ucapan bibir mulut kita haruslah dijaga dan dikendalikan. Harus kita kontrol agar mengeluarkan kata-kata berkat bagi sesama, dan memuliakan Allah. Kalau tidak, Allah akan murka dan menghukum umat yang demikian, dan menggagalkan segala sesuatu yang dikerjakan dan diusahakannya. Inilah peringatan Salomo. Dia belajar dari pengalaman hidupnya sebagai raja berhikmat. Bahwasanya setiap orang perlu menjaga dan mengontrol mulutnya agar kita tidak binasa karena ucapan mulut yang jahat. Karena kejahatan mulut akan merusak segala sesuatu yang baik yang kita kerjakan. Semua akan menjadi sia-sia, hancur dan binasa karena mulut yang memerkatakan hal-hal yang tidak berguna dan merusak tatanan kehidupan bersama sebagai umat Tuhan. Apalagi jika mulut kita mengucapkan hal-hal yang menyakiti hati Tuhan. Kita pasti menerima akibatnya. Hukuman menanti orang-orang demikian. Advis atau nasihat Salomo adalah, kita harus senantiasa mawas diri. Jagalah mulut kita agar tidak membawa kita jatuh dalam dosa. Itu menghancurkan hidup kita sendiri. Tidak ada alasan untuk kita mengatakan khilaf karena keteledoran berbicara yang salah, menyakiti hati sesama dan terutama menyakiti hati Tuhan. Tuhan akan murka, jika kita terus hidup berkanjang dalam dosa mulut. Maka janganlah membiasakan mulut kita mengucapkan kata-kata kotor yang tidak baik, yang mencemarkan bukan hanya mulut, tapi juga tubuh kita yang Tuhan ciptakan sangat istimewa dan spesial sesuai dengan kebaikan hati Allah. Jadi, jika kita ingin diberkati, pakailah mulut kita untuk mengucapkan sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan dan tidak menyakiti sesama kita. Demikian firman Tuhan hari ini. "Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" ay 5 Khilaf, memang manusiawi. Tapi jangan menjadikan khilaf sebagai alat untuk membela diri dari keteledoran mulut kita. Ingat, kita tidak bisa mendustai Allah. Sebab, Dia maha tahu. Apa saja yang kita katakan dan lakukan bahkan pikirkan, diketahui-Nya. Sebab semuanya telanjang di hadapan Tuhan. tFOcL.